Ngeri! Ada Bom Di Balik Pakaian Bayi Berusia Empat Bulan Ini
Saturday, 27 January 2018 16:35 WIB - Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Bayi usia empat bulan umumnya sudah memiliki kontrol kepala yang cukup baik pada saat duduk.
Mereka sudah bisa menahan kepala dan lehernya pada saat posisi tengkurap.
Bayi usia empat bulan juga sudah bisa menendang dan mendorong dengan kakinya.
Bahkan ada bayi yang sudah bisa berguling telentang dari posisi tengkurap.
Namun siapa sangka, seorang bayi berusia empat bulan telah membawa bom bersamanya.
Dilansir Grid.ID dari Dailymail, pejuang Taliban menggunakan bayi berusia empat bulan sebagai umpan.
Bayi itu digunakan untuk menyembunyikan sebuah bom sebagai bagian dari rencana serangan di sebuah kota di Afghanistan.
Teroris mencoba menyembunyikan bahan peledak di dalam pakaian bayi itu saat mereka menuju Kunduz.
Tapi mereka dihentikan oleh polisi saat mereka memasuki kota.
Lima orang, termasuk satu wanita, ditangkap.
Menurut media lokal, bahan peledak itu disembunyikan dengan hati-hati di tubuh bayi.
Kelompok tersebut berhenti saat mencoba memasuki kota, di Afghanistan utara.
Sowita Abulrahizai, wakil ketua Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan, mengatakan tentang kejadian tersebut.
Sowita mengatakan, "menggunakan anak-anak dalam konflik bersenjata adalah tindakan yang paling brutal dan kejam di masyarakat."
"Tindakan tersebut secara kategoris dilarang oleh syariah Islam dan undang-undang yang diberlakukan negara."
Penangkapan tersebut terjadi sesaat setelah enam anak tewas dalam pertempuran di dekat kota Ghazni, Afghanistan tengah.
Pertempuran tersebut terjadi pada Jumat, 26/1/2018.
Para pejabat menyalahkan Taliban atas kematian anak-anak tersebut.
Namun yang lainnya mengatakan bahwa mereka tewas dalam serangan udara oleh pasukan Afghanistan.
Menurut laporan terbaru PBB, sebanyak 2.640 warga sipil terbunuh dan 5.379 orang luka-luka antara Januari dan September 2017
Konflik bersenjata menewaskan 689 anak-anak dan melukai 1.791 lainnya selama periode tersebut.
Editor : Nindya Galuh Aprillia
Berkatan: Letupan bom di Afghanistan ragut kira-kira 40 nyawa, 140 lagi tercedera
Saturday, 27 January 2018 16:35 WIB - Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Miris, bayi empat bulan jadi media untuk menyembunyikan bom
Bayi usia empat bulan umumnya sudah memiliki kontrol kepala yang cukup baik pada saat duduk.
Mereka sudah bisa menahan kepala dan lehernya pada saat posisi tengkurap.
Bayi usia empat bulan juga sudah bisa menendang dan mendorong dengan kakinya.
Bahkan ada bayi yang sudah bisa berguling telentang dari posisi tengkurap.
Namun siapa sangka, seorang bayi berusia empat bulan telah membawa bom bersamanya.
Dilansir Grid.ID dari Dailymail, pejuang Taliban menggunakan bayi berusia empat bulan sebagai umpan.
Bayi itu digunakan untuk menyembunyikan sebuah bom sebagai bagian dari rencana serangan di sebuah kota di Afghanistan.
Teroris mencoba menyembunyikan bahan peledak di dalam pakaian bayi itu saat mereka menuju Kunduz.
Tapi mereka dihentikan oleh polisi saat mereka memasuki kota.
Lima orang, termasuk satu wanita, ditangkap.
Menurut media lokal, bahan peledak itu disembunyikan dengan hati-hati di tubuh bayi.
Kelompok tersebut berhenti saat mencoba memasuki kota, di Afghanistan utara.
Sowita Abulrahizai, wakil ketua Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan, mengatakan tentang kejadian tersebut.
Sowita mengatakan, "menggunakan anak-anak dalam konflik bersenjata adalah tindakan yang paling brutal dan kejam di masyarakat."
"Tindakan tersebut secara kategoris dilarang oleh syariah Islam dan undang-undang yang diberlakukan negara."
Penangkapan tersebut terjadi sesaat setelah enam anak tewas dalam pertempuran di dekat kota Ghazni, Afghanistan tengah.
Pertempuran tersebut terjadi pada Jumat, 26/1/2018.
Para pejabat menyalahkan Taliban atas kematian anak-anak tersebut.
Namun yang lainnya mengatakan bahwa mereka tewas dalam serangan udara oleh pasukan Afghanistan.
Menurut laporan terbaru PBB, sebanyak 2.640 warga sipil terbunuh dan 5.379 orang luka-luka antara Januari dan September 2017
Konflik bersenjata menewaskan 689 anak-anak dan melukai 1.791 lainnya selama periode tersebut.
Editor : Nindya Galuh Aprillia
Berkatan: Letupan bom di Afghanistan ragut kira-kira 40 nyawa, 140 lagi tercedera
No comments:
Post a Comment